Copy Link
Add to Bookmark
Report

Echo Magazine Issue 30 Phile 0x004

eZine's profile picture
Published in 
Echo Magazine
 · 21 Aug 2020

  

__
__ __ /7 _ / /____ ()_ __
,'o/,','/ \,'o| / //_ ,' /7/ \/7,'o/
|_( \_\/n_/|_,'/ / ,'__////_n_/ |_(
/_/
ECHO MAGAZINE VOLUME XIII, ISSUE XXX, PHILE 0x004.TXT


Rooting Android - yohanes
yohanes/at/gmail/dot/com

Semua pembaca echo e-zine yang memiliki Android kemungkinan sudah
melakukan rooting terhadap handphone dan tablet Android yang
dimilikinya. Artikel ini akan membahasa bagaimana sebenarnya proses
rooting itu dilakukan secara umum pada semua device Android.

-----| Apa itu rooting di Android? apa gunanya?

Rooting adalah proses untuk mendapatkan hak akses root (uid 0).
Kegunaan rooting banyak, mulai dari menghapus aplikasi bawaan device
yang tidak berguna, menginstall aplikasi khusus, sampai untuk hacking
(misalnya menginstall wireless sniffer di device Android).

Setelah mendapatkan hak root, biasanya kita akan menginstall binary
'su' yang setuid. Binary 'su' ini dapat digunakan oleh aplikasi apapun
yang ingin mendapatkan hak akses root. Demi keamanan, binary su ini
akan memanggil aplikasi Android untuk managemen akses root (misalnya
SuperSU) untuk bertanya pada user: Apakah aplikasi ini boleh memiliki
hak root?

-----| Bootloader yang terkunci (locked) dan terbuka (unlocked)

Sebelum masuk ke Android, saya akan memberi analogi dulu di PC. Di PC,
cara termudah untuk mendapatkan akses root di Linux adalah dengan
merestart komputer, masuk ke bootloader (GRUB) dan memberikan
parameter "init=/bin/sh". Tentunya cara ini tidak mudah jika GRUB
diberi password. Jika GRUB dipassword, tapi BIOS/UEFI tidak
dipassword, kita bisa set agar booting dilakukan dari USB (atau CD/DVD
drive), dan mendapatkan root dengan memboot live USB/CD. Jika
BIOS/UEFI juga dipassword, maka mendapatkan root mungkin bisa
dilakukan, mungkin juga tidak (misalnya kita bisa mengeksploit supaya
bisa mendapatkan hak akses root, atau mungkin BIOS-nya punya password
default).

Di Android juga ada bootloader, bootloader ini yang akan meload sistem
Android atau sistem Recovery. Keputusan untuk meload bootloader atau
recovery ini biasanya dilakukan dengan mengecek apakah suatu kombinasi
tombol ditekan ketika sistem dimulai (misalnya di device tertentu kita
perlu menahan volume '-' dan power ketika booting).

Jika sebuah bootloader sifatnya terbuka, maka bootloader akan meload
image apapun untuk recovery dan boot normal. Jika bootloader ini
terkunci, maka bootloader tersebut hanya akan menerima image yang
sudah ditandatangani secara digital. Jika bootloader terbuka, maka
proses rooting ini sangat gampang dilakukan.

Beberapa device (misalnya Nexus, Asus Zenfone, Tegra Note)
bootloadernya terkunci ketika sampai ke tangan user, dan bisa dibuka
dengan perintah sederhana, biasanya dengan perintah ini dari PC:

+-------------------------------------
+ fastboot oem unlock
+-------------------------------------

Biasanya user akan diberi warning bahwa jika bootloader dibuka, maka
garansi akan hilang, dan beberapa aplikasi yang memakai DRM tidak akan
berjalan.

Tapi ada juga device yang memerlukan aplikasi khusus (misalnya Asus
ZenFone memiliki aplikasi khusus di websitenya yang perlu diinstall di
Android).

Membuka bootloader biasanya akan MENGHILANGKAN GARANSI. Sebagian
device, seperti Asus Zenfone, bootloadernya bisa buka dan dikunci lagi
dengan mudah (jadi jika hardwarenya rusak dan dibawa ke toko, kita
bisa kunci lagi bootloadernya). Sebagian device buatan Samsung
memiliki bootloader yang terkunci dan jika dibuka, akan mengeset eFuse
menjadi 0x1 dan tidak bisa dikembalikan lagi (artinya akan selalu
terdeteksi bahwa device pernah diunlock booatloadernya).

-----| Rooting jika bootloader terbuka

Recovery image standar berbagai Android berbeda-beda fiturnya, dan
biasanya para hacker lebih suka menggunakan recovery image yang punya
banyak fitur, misalnya TWRP, ClockWorkMod Recovery, dsb. Program
recovery ini bisa diinstall di device yang bootloadernya terbuka.
Semua recovery alternatif memiliki fitur untuk menginstall file ZIP
dan menjalankan skrip dalam file ZIP tersebut (biasanya digunakan
untuk mengupdate sistem). SuperSU memiliki file Update.zip[1] yang
menginstall binary su. Kira-kira skripnya adalah seperti ini:

+-------------------------------------
+ mount /system/
+ cp su /system/xbin/
+ chmod 4755 /system/xbin/su
+-------------------------------------

Kadang device tertentu memiliki partisi recovery yang sangat kecil
sehingga tidak muat untuk diinstall recovery alternatif. Atau kadang
kita tidak ingin mengganti recovery-nya karena kita ingin mengunci
lagi bootloadernya. Dalam kasus seperti ini , kita bisa membuat
recovery sementara yang hanya menginstall su, lalu setelah selesai,
kita bisa reboot, dan install ulang recovery lama.

Bagaimana caranya membuat recovery image seperti ini? Saat ini sudah
ada recovery dasar yang diberikan oleh banyak orang, recovery ini
terdiri dari:

- kernel
- file-file dalam format cpio

Kita bisa menggunakan recovery yang sudah ada dan mengganti kernelnya
sesuai dengan kernel device yang kita miliki. Tools unpackbootimg dan
mkbootimg bisa digunakan untuk membuat recovery baru dari kernel dan
file cpio.

Jika device mendukung protokol fastboot, maka mengganti recovery bisa
dilakukan dengan mudah

+-------------------------------------
+ adb reboot bootloader
+ fastboot flash recovery namaimage.img
+-------------------------------------

Beberapa device Android memiliki tools khusus untuk megganti recovery,
dan kadang tools ini hanya tersedia untuk platform tertentu (biasanya
Windows). Saya pernah perlu membuat tools khusus untuk Linux untuk
bisa memflash Android saya[2].

-----| Rooting jika bootloader tertutup

Jika bootloader tertutup (atau Anda tidak mau membuka bootloader
karena takut garansi hilang), maka biasanya Anda perlu mencari di
Internet untuk mendapatkan cara rootingnya. Exploit yang digunakan di
Internet beraneka ragam, mulai dari yang spesifik device tertentu
sampai yang universal. Tergantung devicenya, eksploitnya bisa
sederhana, bisa juga rumit. Device Acer BeTouch E130 yang saya miliki
bertahun-tahun lalu memiliki file setuid yang bisa dieksploit dengan
mudah[3]. Eksploit jenis ini hanya bekerja di device yang spesifik.

Android juga memiliki beberapa bug universal, misalnya towelroot[4]
(bug level kernel Linux), Cydia Impactor[5] (mengeksploitasi bug
"master key" Android). Bug-bug ini sudah diperbaiki di rilis Android
terbaru, tapi mungkin di masa depan akan ada bug-bug sejenis. Secara
umum semua bug yang mempengaruhi kernel Linux bisa dipakai di Android
jika fitur itu dipakai di kernel Android.

Jika bootloader tertutup, dan bug-bug universal sudah ditutup, maka
salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan
downgrade ke ROM Android versi sebelumnya (jika ada), mengeksploit
versi tersebut, lalu mengupgrade lagi. Beberapa program root manager
(seperti SuperSU) punya fitur 'Survival Mode' yang akan membuat banyak
copy program su (sebagai hidden file, misalnya .su) supaya "selamat"
ketika menguprade (biasanya ketika mengupgrade, maka bit setuid di
Android akan direset).

-----| Bug hunting

Jika semua cara tersebut tidak berhasil maka harapan terakhir untuk
mendapatkan root adalah dengan mencari-cari bug melalui adb shell,
atau dengan mendownload ROM default, mengekstrak ROM tersebut, dan
berusaha mencari bug yang mungkin ada. Tentunya cara ini tidak mudah,
dan tidak selalu berhasil. Tapi di sinilah tantangan mendapatkan root
di device Android yang baru (atau yang tidak terlalu terkenal,
misalnya merk lokal).

Sudah ada yang membuat daftar exploit yang pernah ada di Android [6],
ini bisa jadi titik awal untuk mencari bug-bug baru yang sejenis.

-----| Bricking dan Unbricking

Bermain-main dengan recovery image dan bootloader berisiko membuat
device Anda jadi bata pengganjal pintu (bricked). Sebelum
bermain-main, sebaiknya Anda mengenal tool-tool yang disediakan oleh
pembuat device untuk solusi unbricking.

Umumnya bootloader yang tersimpan di dalam flash storage adalah
bootloader tahap kedua (second stage bootloader). Dengan analogi PC,
bootloader tahap kedua misalnya GRUB, sedangkan bootloader tahap
pertama adalah BIOS/UEFI.

Ketika sedang bermain-main dengan recovery, bootloader tahap kedua ini
memiliki risiko tinggi (tertimpa data atau error) , tapi bootloader
tahap pertama biasanya aman. Untuk berinteraksi dengan bootloader
tingkat pertama, kita butuh software khusus sesuai dengan device yang
kita miliki. Bootloader tahap pertama ini biasanya digunakan untuk
merestore bootloader tahap kedua (dan mungkin juga partisi lain).

-----| Hacking level hardware

Di PC, cara lain untuk mendapatkan hak akses root adalah dengan
membongkar harddisk, dan memasangnya di komputer lain. Di komputer
lain, harddisk tersebut bisa di mount lalu ditambah binary su. Cara
ini sebenarnya juga bisa dilakukan di device Android, tapi sangat
merepotkan. Chip EMMC yang tersolder di board bisa diangkat (dengan
melepas soldernya menggunakan heat gun), lalu dimodifikasi di PC, dan
dipasang lagi. Tergantung devicenya, kaddang kita tidak perlu melepas
chip-nya, tapi cukup menghubungkan kabel ke chip tersebut, tapi cara
ini berisiko merusak hardware lain yang terpasang di board.

Cara rooting level hardware jarang sekali digunakan karena meskipun
pasti berhasil tapi memiliki banyak kelemahan. Kelemahan pertama
adalah risiko kerusakan yang sangat tinggi. Kelemahan berikutnya
adalah cara ini mesti diulangi jika ada update firmware terbaru
(risiko kerusakan meningkat tiap kali diulangi). Kelemahan terakhir
adalah bahwa cara ini harus dilakukan oleh ahli di setiap device yang
ingin di-root, tidak seperti pendekatan software yang bisa diulangi
dengan mudah oleh newbie.

Sebagai catatan tambahan: jika chip rusak dalam hacking level
hardware, maka kemungkinan besar hardware Anda benar-benar menjadi
pengganjal pintu, jadi berhati-hatilah.

-----| Penutup

Rooting Android dengan tools buatan orang lain hanyalah suatu langkah
awal untuk belajar mengenal Android. Membuat eksploit sendiri atau
membongkar dan membahas eksploit yang sudah ada (misalnya yang saya
lakukan terhadap towel root [7]) merupakan tantangan untuk lebih
memahami platform Android.

-----| Referensi

[1] http://download.chainfire.eu/396/SuperSU/
[2] http://yohan.es/android/rut/
[3] http://yohan.es/android/acer-e130/
[4] https://towelroot.com/
[5] http://www.cydiaimpactor.com/
[6] https://github.com/mwrlabs/drozer/issues/56
[7] http://tinyhack.com/2014/07/07/exploiting-the-futex-bug-and-uncovering-towelroot/

← previous
next →
loading
sending ...
New to Neperos ? Sign Up for free
download Neperos App from Google Play
install Neperos as PWA

Let's discover also

Recent Articles

Recent Comments

Neperos cookies
This website uses cookies to store your preferences and improve the service. Cookies authorization will allow me and / or my partners to process personal data such as browsing behaviour.

By pressing OK you agree to the Terms of Service and acknowledge the Privacy Policy

By pressing REJECT you will be able to continue to use Neperos (like read articles or write comments) but some important cookies will not be set. This may affect certain features and functions of the platform.
OK
REJECT